Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan ingin kita di dalam melakukan apapun, lakukan segala sesuatunya dengan tulus, benar, tepat, dan tanpa ada motivasi terselubung apapun di dalamnya. Memang ayat yang mendasari pesan Tuhan bagi kita di atas lebih menekankan soal bersedekah, namun inti penekanannya bukan semata-mata kepada hal bersedekahnya saja, namun dalam setiap hal apapun yang kita lakukan, Tuhan mau kita melakukannya dengan “prinsip motivasi yang benar.”
Kita bersyukur bahwa kita selalu diingatkan (atau diperingatkan tepatnya) oleh Tuhan secara detail seperti ini. Betul-betul pribadi Bapa yang memang sayang pada anak-anak-Nya dan Bapa yang sedang membentuk anak-anak-Nya untuk memersiapkan masing-masing anak-anak-Nya menjadi sesuatu yang luar biasa di hari-hari ke depan. Sampai hal motivasi dalam bertindak pun harus betul-betul lurus. Artinya, jangan sampai kita menjadi orang yang terbiasa melakukan segala sesuatu dengan agenda-agenda tertentu di baliknya.
Alkitab mencatat dampak atas orang-orang yang melakukan sesuatu yang terlihat baik, namun ada motivasi terselubung di baliknya. Seperti misalnya ciuman yang diberikan Yudas kepada Yesus dan pemberian persembahan yang dilakukan Ananias dan Safira, dimana mereka semuanya mengalami akhir kisah yang menyedihkan.