Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tidak sedikit orang percaya yang fokus pandangannya hanya tertuju pada hasil akhir, namun mengabaikan proses. Tidak mau tahu cara mencapainya seperti apa, yang penting ingin cepat mengalami hasilnya saja. Dan satu hal yang perlu kita ketahui, Tuhan kita adalah Tuhan yang menyukai proses. Ia tidak terlalu terkesan dengan “hasil indah” yang dicapai oleh orang percaya, melainkan ingin melihat cara yang dilakukan orang percaya dalam mencapainya. Tuhan tidak terlalu terkesan dengan hasil ulanganmu yang mendapat nilai 100, melainkan Ia terkesan pada cara engkau mencapainya meskipun nilai akhirnya mungkin bukan 100.
Ketika Tuhan memilih kita, Ia sudah melihat hal apa yang akan Ia lakukan melalui pribadi kita, yaitu sebagai alat-alat yang akan digunakan untuk menggenapkan rencana Kerajaan-Nya di bumi. Dalam arti kata lain, Ia sudah tahu akan menjadi apa kita kelak. Yang pasti sesuatu yang luar biasa. Namun untuk mencapai menjadi sesuatu yang Tuhan inginkan, si pribadi yang dipilih ini perlu dibentuk terlebih dahulu untuk menjadi sesuatu sesuai dengan rencana-Nya. Dan cara Tuhan yang paling efektif di dalam membentuk pribadi orang percaya yaitu dengan cara membawanya masuk ke dalam yang namanya ‘proses’ yang seringkali tidak mengenakkan.
Hal yang sama, ketika Tuhan memilih Daud dengan tujuan suatu hari kelak ia akan menjadi seorang raja bagi bangsa Israel. Ingat, Tuhan selalu merancangkan hal-hal yang luar biasa bagi anak-anak-Nya. Namun untuk menjadi seorang raja bagi bangsa Israel Tuhan memiliki kriteria tertentu. Nah, kriteria itu belum melekat pada diri Daud yang pada waktu itu masih sebagai seorang penggembala muda. Itulah sebabnya, Daud harus masuk ke dalam sesuatu yang bernama proses.