Ketika Yosua dan bangsa Israel menginjakkan kaki mereka di tanah perjanjian, mereka tidak serta merta dapat tinggal dan langsung membangun kehidupan yang baru di atas tanah tersebut. Ada wilayah-wilayah yang harus mereka kuasai terlebih dahulu, ada penduduk yang harus mereka kalahkan lebih dahulu, dan ada benteng-benteng yang harus mereka robohkan sebelum mereka dapat menikmati apa yang telah Tuhan janjikan pada mereka. Minimal ada tiga buah benteng penting yang harus mereka robohkan terlebih dahulu sebelum mereka dapat menguasai kota-kota selanjutnya.
Benteng merupakan pagar berbatu besar yang sengaja dibangun penduduk suatu kota dengan tujuan melindungi kota dan penduduknya itu dari serangan musuh. Biasanya ketika hendak membangun sebuah kota, mereka memilih dataran tinggi seperti bukit berbatu, kemudian baru membuat tumpukan batu-batu besar di sekeliling kota tersebut setinggi dan selembar mungkin. Ternyata “benteng-benteng” yang dimaksud dengan ayat di atas adalah bukan benteng yang terbuat dari batu secara fisik seperti benteng kota, melainkan “benteng spiritual” (Spiritual Stronghold). “Benteng-benteng” ini menguasai sektor hati dan pikiran banyak orang percaya. Hal inilah yang menyebabkan banyak cara pandang, cara berpikir, serta cara bersikap tidak seperti yang dikehendaki Tuhan melalui firman-Nya. Tuhan mau umat-Nya merobohkan terlebih dahulu “benteng-benteng” penghalang ini.