Ketika rasul Paulus berhadapan dengan sekelompok orang-orang yang mencoba menyerang dirinya dengan cara menghasut pribadinya dengan tujuan agar orang-orang percaya menjauhinya, ia tidak balik melakukan hal yang sama dengan balik menghasut seperti yang umum dilakukan orang-orang. Ia pun tidak menjadi terluka dan sakit hati ketika orang-orang tersebut menyerang langsung sikap dan kondisi fisiknya. Mengapa bisa demikian? Karena rasul Paulus menyadari bahwa ada “dalang” di balik semua yang terjadi, yaitu si kuasa kegelapan yang mencoba menghalangi pelayanannya terhadap orang-orang di Korintus. Si musuh tahu, bahwa apabila rasul Paulus sampai melayani orang-orang di sana, maka akan terjadi banyak pemulihan.