Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Melalui pesan-Nya ini Tuhan sedang mengingatkan kepada kita umat-Nya, bahwa ada benih janji Tuhan yang apabila benih itu sungguh "dierami" dengan baik, maka penggenapan adalah sesuatu yang pasti. Namun mungkin ada yang bertanya, bagaimana seorang percaya dapat mengetahui bahwa ada janji yang harus ditangkap dan dierami?
Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan "benih" janji penantian ini. Yang pertama, mungkin seseorang tidak tahu persis yang mana benih janji itu, namun karena sikap benar yang ia miliki dalam meresponi setiap firman maupun pesan Tuhan dan merenungkannya dengan baik, tanpa disadari ada benih-benih firman yang mulai "ter-erami" hari lepas hari. Seiring dengan berjalannya waktu, proses kedewasaan yang tumbuh dari sikap menghidupi firman dengan baik, maka benih itu suatu saat akan "menetas" masuk kepada fase kelahiran, meskipun ia tidak berharap di bagian mana dalam hidupnya yang mengalami penggenapan janji.
Yang kedua, seseorang mungkin sudah mengetahui secara jelas apa "benih" firman-Nya, artinya Tuhan secara spesifik telah menyampaikan kepadanya bahwa suatu hari akan dipercayakan sesuatu atau mengalami suatu perluasan. Sama seperti ketika Tuhan menyampaikan kepada Abraham dan Sara bahwa suatu hari mereka akan memiliki keturunan, atau suatu posisi penting kepada Yusuf dimana orang-orang akan sujud kepadanya.
Satu hal yang harus kita ingat, bahwa semua "benih-benih" yang dimaksud di atas ini semuanya berasal dari Tuhan, bukan "benih buatan sendiri" yaitu sesuatu yang diri sendiri inginkan. Hal ini yang seringkali disalahpahami oleh tidak sedikit orang percaya dimana mereka menantikan sekian lama "benih yang salah", benih yang bukan berasal dari Tuhan, untuk menetas namun tidak kunjung tiba, dan ini yang seringkali berujung dengan kekecewaan termasuk kepada Tuhan.