Ibadah-ibadah yang dilakukan orang-orang Israel di Yehuda pada waktu itu berlangsung dengan tampak baik. Korban-korban bakaran senantiasa dilakukan oleh umat tanpa pernah terlewatkan. Berbagai perayaan dan pertemuan ibadah senantiasa dilakukan secara meriah. Namun Tuhan melalui nabi Yesaya menyatakan bahwa Ia sama sekali tidak menyukainya. Bahkan Tuhan tanpa segan-segan mengatakan bahwa ada rasa jijik dan muak melihat perayaan bangsa Israel yang dilakukan, namun tanpa kesungguhan itu. Hal itu dikarenakan ibadah mereka hanya sekadar aktivitas agama yang di dalamnya tidak ada ketulusan dan rasa hormat kepada Tuhan.