Listen

Description

Sejak dulu banyak dokter yang menjadi aktivis dan penulis. Kalau sekarang banyak yang menjadi influencer. Saya termasuk setia dengan dunia sepi tulis-menulis. Apalagi pada masa pandemi, banyak sekali timbunan rasa yang bisa digali dan diolah menjadi karya yang indah untuk dibaca. Belum lagi ruang meneliti yang tak bertepi pada masa pandemi dan bisa dituliskan menjadi karya ilmiah/popular ilmiah. Jadi jangan membaca infografis dari influencer saja, cobalah membaca buku dengan kalimat-kalimat dan larut di dalamnya. Coba gugel akan ditemukan penelitian bahwa membaca buku pada masa pandemi akan menurunkan level stres. Bahkan, kenapa tidak kamu yang menulis? Prosesnya lama, tidak instan, dan tidak segera viral? Sudah pasti. But why not? Dunia tidak ke mana-mana selama kamu duduk menulis. Beberapa bulan ke depan media sosial kamu masih akan seputar vaksin. 

Buku juga tidak melulu harus karya fiksi, ada banyak pilihan yang lain. Namun sepertinya banyak calon penulis yang terjebak dalam kesulitan saat proses kreatif. Yuk, bersama saya dan Komunitas Penulis - Penerbit Buku Kompas, kita membahas tuntas tentang proses kreatif penulisan buku.

-NoRiYu-

Dokter spesialis ilmu kesehatan jiwa ini pernah duduk di DPR dan menggagas UU Kesehatan Jiwa yang kemudian menjadi UU no. 18/2014. Penelitiannya juga dibukukan dalam "Jelajah Jiwa, Hapus Stigma". Penelitian kan sesuatu yang serius, gimana menuliskannya ke dalam buku? Topik kesehatan jiwa juga sesuatu yang sensitif, bagaimana meramunya dalam tulisan populer? Jadi penasaran, deh.

-amanda-