Menyadari Keadaannya, kalimat ini menjadi penting. Dengan menyadari keadaan yang diri kita maka kita akan sungguh-sungguh dapat lebih banyak mengucap syukur dalam segal hal.
Dalam Lukas 15:17-20, si Anak Bungsu menyadari keadaannya. Penting kita memiliki titik balik untuk mendapatkan kasih Tuhan yang tidak berbatas. Kita perlu menyadari keadaan kita.
Tapi setiap kerinduan harus dinyatakan dengan langkah-langkah kongkrit.
Perikop Lukas 15 ini menggambarkan keadaan anak Tuhan, dimana ada yang bersikap seperti anak bungsu. Karakter anak bungsu ini biasanya manja, selalu minta perhatian, rewel dan suka melakukan yang aneh-aneh. Ada juga anak Tuhan yang bersikap seperti anak sulung, dimana ingin menjadi teladan tapi suka iri hati dan selalau minta pengakuan.
Jadi bisa jadi, baik anak sulung atau bungsu akan mencari tempat untuk memuaskan keberadaanya.
Kekasih Tuhan, gambaran lain dari Lukas 15 ini jika dilihat dari sosok ayah adalah Tuhan sebenarnya ingin menyatakan bahwa “Aku ini Bapamu, seberapa besar dosa yang kau perbuat kalian adalah anakku”
Jika melalui persoalan kita menyadari akan keadaan diri serta memiliki niat bangkit untuk kembali kepada Tuhan, maka hal itu merupakan harga termahal yang Bapa dapati.
Maka, menyadari diri harus ada urutan berikutnya yaitu, melangkah, bangkit dan berjalan ke tempat ibadah, kepada kasih mula-mula, dengan demikian kita kembali kepada status Menjadi Berkat. (MSD)