Listen

Description

Gembala Menyapa

15 Februari 2023

BERTOBAT, DIPULIHKAN DAN DIBERKATI

Imamat 26:34-46

Sepanjang perjalanan hidup, “Pernahkah saudara merasa dihukum oleh Tuhan?” Ketika saudara merasa sedang dihukum Tuhan, “Apakah yang saudara lakukan?” Ya, terkadang kita merasa dan berpikir, “Mengapa Allah begitu tega menghukum kita?” Namun kita sadar hukuman Allah itu ternyata tidak sampai membinasakan, tetapi mengarahkan kita kepada pertobatan. Mengapa? Karena sebenarnya Allah menghendaki kehidupan umat-Nya berkelimpahan berkat dan penuh damai sejahtera. Namun untuk hal tersebut, Allah menuntut ketaatan mutlak atas umat-Nya, sehingga ketika umat-Nya tidak taat, maka hukuman akan dijatuhkan. Sehingga penghukuman dan kutukan akan senantiasa menyertai ketidaktaatan manusia kepada Allah.

Pertobatan adalah batasan dari hukuman dan berkat Allah. Demikianlah disebutkan dalam kitab Imamat 26:34-46. Jikalau kita melihat teks sebelumnya, jelas bahwa kitab Imamat ini diberikan ketika umat Isarel hidup tidak taat dan tidak sesuai dengan ketetapan Allah, sebagai pemilik hidup mereka (Im. 26:14,18,21,23,27). Tujuan penghukuman dari Allah bukanlah untuk membinasakan, melainkan agar terjadi pertobatan, sebelum kutuk yang lebih berat dijatuhkan. Sebenarnya kutuk itu diberikan secara bertahap dan meningkat kadar kekerasannya, dari yang ringan sampai yang sangat berat. Puncak dari kutuk ialah mereka akan kehilangan tanah pusaka mereka dan diceraiberaikan ke negeri bangsa-bangsa lain. Tetapi ketika mereka bertobat, Allah akan mengampuni dan memulihkan mereka (Ay. 40-45). Dasarnya ialah kasih setia Tuhan yang tidak membatalkan perjanjian-Nya dengan umat-Nya (Ay. 42, 45), walaupun mereka sendiri yang mengkhianati perjanjian itu.

Bagaimana dengan kehidupan kita? Adakalanya kita sebenarnya tidak jauh berbeda dengan umat Israel. Kita sering mengeraskan hati terhadap nasihat dan teguran dari sesama maupun dari Firman Tuhan. Bersyukur senantiasa, karena Kristus sudah mati bagi kita dan kita tidak lagi mengalami penghukuman seperti yang menimpa Israel, tetapi kita diminta untuk bertobat dan berbalik kepada Allah. Ini berarti kita tidak boleh hidup sembarangan dan semau kita sendiri. Allah menghendaki agar kita tidak bermain-main dengan dosa. Allah mengasihi kita dan Ia menghendaki hidup kita dipulihkan.