Gembala Menyapa
30 September 2022
KAPOK LOMBOK
Hakim-hakim 6:1-10
Kapok Lombok arti harafiahnya jera terhadap Lombok atau cabe. Makanan atau sambal yang berbahan lombok jika dimakan akan menimbulkan rasa pedas bahkan mulut terasa terbakar, sehingga tidak tahan lagi bagi yang memakannya. Tetapi di lain waktu, jika terhidang makanan pedas lainnya, pecinta pedas pasti tetap akan makan hidangan dengan lombok tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kapok lombok adalah kapok atau jera yang tidak sesungguhnya, kapok yang hanya bersifat temporer, kapok yang tidak tulus, atau kapok sesaat.
Dalam kehidupan masyarakat misalnya, ada pencuri tertangkap dan ketika dihukum menyatakan kapok, dan tidak akan mengulangi kembali. Namun setelah lepas dari penjara beberapa diantara mereka bisa saja melakukan pencurian lagi. Demikian halnya dengan bangsa Israel, sejak Tuhan melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir, begitu seringnya bangsa Israel meninggalkan dan berbuat jahat dimata Tuhan (Hakim Hakim 6:1). Setelah Tuhan menghukum mereka, bangsa Israel merasa tersiksa dengan hukuman Tuhan, dan menyesal serta memohon ampun dan pertolongan Tuhan (Hakim Hakim 6:6-7). Di lain waktu, mereka kembali melakukan apa yang jahat dimata Tuhan, demikian terus menerus.
Apa yang dilakukan bangsa Israel, sebenarnya bisa menjadi cerminan dalam kehidupan kita sehari hari, bahkan bisa terjadi pada yang berlabel sebagai anak Tuhan. Tidak sedikit diantara anak Tuhan yang merasa nyaman dengan semua materi yang dimiliki, merasa larut dalam kesuksesan dan kekuatan diri sendiri. Kondisi tersebut tidak jarang membuat mereka melupakan Tuhan. Sesaat setelah mereka merasa di jalan buntu, atau bahkan terjatuh dalam kesalahan, mereka baru akan datang kepada Tuhan dengan penuh penyesalan. Di lain kesempatan, akan terulang lagi kesalahan mereka.
Tuhan telah mengingatkan setiap kita, jangan sekali-kali meninggalkan Tuhan dalam kehidupan kita ( Yosua 24:20). Kapok anak Tuhan bukan Kapok Lombok, namun benar benar mengakui dosa, dan bertobat dengan tulus.