GEMBALA MENYAPA
Minggu, 13 November 2022
KASIH ITU MEMBERKATI BUKANNYA MENGUTUK
Bacaan: Roma 12:14
“ Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk”
Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan.
Kehidupan jemaat Kristen sejak Tuhan Yesus melakukan karyaNya di dunia ini serta pada awal permulaan Gereja Kristen di awal-awal abad pertama sangat diwarnani dengan adanya penganiayaan dan penindasan.
Pada jaman Tuhan Yesus, jemaat dan pengikut Tuhan Yesus sudah merasakan penganiayaan tersebut yaitu dengan adanya sikap para pemimpin Agama Yahudi, para ahli toret dan orang Farisi yang melawan ajaran Tuhan Yesus dan bersikap antikristus. Mereka menganiaya para mengikut Kristus dengan intimi-dasi, menakut-nakuti dan mengancam bahwa sebagai pengikut Kristus atau orang Kristen mereka dianggap sebagai orang-orang yang mengabaikan agama dari leluhur dan karena itu tidak akan memberoleh warisan hidup kekal.
Salah satu tokoh penting yang menjadi penganiaya orang Kristen adalah Saulus, yang menganiaya banyak orang Kristen di Yerusalem dan di wilayah sekitar Yehuda. Apa yang dilakukan Saulus tersebut menyebabkan banyak di antara mereka yang melarikan dan menyelamatkan diri sampai ke wilayah luar Palestina yaitu di Damsyik. Tetapi justru di jalan menuju Damsyik tersebut dalam rangka pengejaran dan penganiayaan orang Kristen, Saulus bertobat dan dipanggil Tuhan Yesus untuk menjadi rasulNya. Saulus kemudian berganti nama Paulus.
Dapat dikatakan bahwa jemaat yang mula-mula ada pada jaman Tuhan Yesus dan jemaat-jemaat yang ada pada abad abad permulaan adalah jemaat-jemaat Kristen yang diwarnani dengan berbagai penganiayaan, kebencian, kutukan dari golongan yang memusuhi Tuhan Yesus yang antikris.
Bacaan saat ini, Roma 12: 14 adalah ajaran dan nasehat rasul Paulus kepada jemaat Roma yang berbunyi “ Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk”
Sebagai jemaat yang dapat dikatakan masih baru, jemaat Roma tersebut juga tidak terlepas dari kebencian, kutukan dan penganiayaan. Saat itu di mayarakat Roma diberlakukan ketentuan bahwa beragama adalah menyembah kaisar. Mereka yang tidak menyembah kaisar, tetapi memeluk agama lain termasuk beragama Kristen dianggap melawan keketetapan kekaisaran, dianggap sebagai tantangan dan ancaman bagi bangsa dan penguasa Roma. Banyak di antara orang Kristen di Roma saat itu harus beribadah dengan sembunyi-sembunyi di katakombe-katakombe (ruang bawah tanah). Dan tidak sedikit di antara mereka yang ketahuan sebagai orang Kristen ditangkap dan dianiaya, Bahkan pada jaman kaisar Nero, ada yang dimasukkan ke dalam stadion untuk diadu dengan singa dan dijadikan tontonan bagi banyak orang Roma. Tentu sangat menye-dihkan dan memilukan.
Namun demikian Paulus yang dulu penganiaya orang Kristen tetapi yang kemu-dian bertobat dan menjadi rasul Tuhan Yesus, mengajarkan dan menasihatkan kepada jemaat Roma agar kalau ada orang dan pihak pihak yang menganiaya dan mengutuk, mereka jangan sampai membalasnya tetapi justru harus member-kati mereka.
“ Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk” harus dilakukan, diwujudnyatakan dalam kehidupan jemaat Roma. Kata atau istilah “memberkati” dapat diartikan “memohonkan berkat” (kepada Tuhan), memohonkan hal-hal yang baik yang mendatangkan suasana sejahtera dan kehi-dupan yang penuh kedamaian bagi mereka yang menganiaya dan mengutuk.
“Memberkati” juga dapat diartikan “menjadi berkat”, yaitu menjadi berkat , menjadi sesuatu yang berguna dan ada artinya bagi mereka yang menganiaya dan mengutuk.
Yang dikehendaki Tuhan dari umatNya yaitu agar dengan dasar kasih yang diperintahkan Tuhan, aniaya jangan dibalas dengan aniaya, dan kutuk jangan dibalas dengan kutuk. Apabila hal itu yang terwujud maka pasti ada damai sejahtera dalam kehidupan manusia dan dalam seluruh keutuhan ciptaan.
Tuhan memberkati kita sejemaat. Amin
[PR]