*Gembala Menyapa*
15 Agustus 2022
*MEMBANGUN PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN*
Yeremia 33:14-26
Mengapa seorang siswa mati-matian belajar siang dan malam? Karena dia mempunyai pengharapan. Mengapa seorang pasien rela membayar biaya operasi yang mahal? Karena dia memiliki pengharapan. Saat seseorang menderita sakit dan sudah putus asa, jangankan menjalani operasi, dibawa berobat ke dokter atau rumah sakit saja dia pasti tidak akan bersedia. Yang membuat orang bisa bertahan hidup dan rela berjuang adalah karena dia mempunyai pengharapan. Manusia membutuhkan pengharapan untuk hidup, sebab tanpa pengharapan seseorang tidak bisa bertahan hidup. Tetapi pengharapan itu tidak kekal, pengharapan bisa hilang. Di saat kita punya pengharapan, kita bisa optimis, partisipatif, dan produktif. Di sisi lain, saat kita kehilangan pengharapan, kita menjadi putus asa, dan apatis. Karena itu, pengharapan sangat penting bagi kita.
Saat itu, bangsa Yehuda dan Israel sedang mengalami tekanan kehidupan karena sedang mengalami ancaman besar dari bangsa Babel. Keadaan ini membuat Yehuda dan Israel semakin tertekan, karena di mata mereka bangsa Babel adalah bangsa yang sangat kuat. Namun Allah tidak membiarkan bangsa Yehuda dan Israel dalam keadaan tertekan. Allah kembali memberi pengharapan besar. Pengharapan tersebut disampaikan melalui berita yang dibawa oleh nabi Yeremia. Dia menyampaikan bahwa TUHAN Allah akan menepati janji-Nya kepada bangsa Yehuda dan Israel (Ay. 14). Tuhan akan terus berkarya untuk melakukan pemulihan kepada umat-Nya, setelah umat-Nya melewati masa-masa pembuangan di Babel. Berita yang disampaikan melalui nabi Yeremia ini menunjukkan bahwa Allah peduli dengan umat-Nya. Dia tidak akan tega membiarkan umat-Nya menghadapi kesulitan hidupnya sendirian.
Bacaan kita hari ini menunjukkan betapa TUHAN peduli kepada kita umat-Nya. Melalui janji-Nya, TUHAN memberikan pertolongan kepada kita umat-Nya. Hal ini mengajak kepada kita agar dalam menjalani keadan yang berat dalam kehidupan, kita senantiasa meletakkan pengharapan kita kepada TUHAN, bukan kepada yang lain, apalagi kepada manusia. “Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari hembusan nafas (Yes. 2:22) dan “….jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah.” (1 Tim. 6:17). Hanya Tuhanlah sumber pengharapan bagi kita yang beriman.
*#SalamWelasAsih*
*#TidakLebayTidakAbaiCOVID-19*
*NB: jika merasa diberkati melalui renungan ini, kirimkan ke saudara-saudara yang lain*