Listen

Description

GEMBALA MENYAPA

Minggu, 29 Januari 2023

MISKIN DI HADAPAN ALLAH, SUMBER KEBAHAGIAAN

Bacaan: Mateus 5: 3 

“Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empnua kerajaan Sorga”

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,

Setelah Tuhan Yesus mengatasi pencobaan Iblis di padang gurun, Ia kemudian melakukan karyanya di Galilea. Pada waktu itu Ia kemudian memanggil murid-muridNya yang pertama serta mengajar dan menyembuh-kan banyak orang (Mateus 4). Itu semua dilakukanNya dalam rangka keda-tanganNya ke dunia, yang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani banyak orang dan bahkan Ia sampai memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). 

Mengajar dan berkarya itulah yang selalu dilakukan Tuhan Yesus. Adapun pengajaran yang termasuk pengajaran yang mula-mula yang disam-paikanNya yaitu yang terkenal dengan sebutan “Khotbah di bukit” (Mateus 5-7). Disebut demikian karena khotbah itu memang disampaikan Tuhan Yesus dari atas sebuah bukit (tentu bukit yang tidak setinggi gunung Himalaya) dan didengar oleh orang banyak dan para muridNya, Khotbah di bukit itu dimulai dengan ajaran tentang ucapan bahagia (Mateus 5: 1-12) 

Dalam Mateus 5:3 ucapan bahagia yang pertama-tana diajarkan berbunyi: “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga”. Ajaran tersebut tidak dapat dipisahkan dari ajaranNya dalam Mateus 4: 17 “Bertobatlah sebab kerajaan sorga sudah dekat”. Adapun yang dimaksud dengan “kerajaan sorga”, atau “kerajaan Allah” yaitu tempat di mana Tuhan Allah bersemayam sebagai raja dan penguasa. Dan karena Tuhan Allah itu pemilik dan sumber damai sejahtera dan keselamatan, maka kerajaan sorga atau kerajaan Allah itu juga diartikan sebagai  kerajaan di mana di dalamnya ada damai sejahtera dan keselamatan. 

Dalam  Mateus 5: 3 Tuhan Yesus menegaskan bahwa Kerajaan sorga tersebut, yaitu suasana selamat tentereram dan damai sejahtera tersebut akan dimiliki bagi mereka yang dapat memenuhi dan mewujudkan persyaratan yang dikehendaki Tuhan, yaitu miskin di dadapan Allah.

Miskin di hadapan Allah yang dimaksud dalam ayat tersebut bukan miskin secara duniawi, bukan miskin secara ragawi, dalam arti tidak mempunyai apa apa di dunia ini, hidup dengan berbagai kekurangan, kesedihan, penderitaan, dan beban yang harus dihadapi.

Miskin di hadapan Allah yang dimaksud lebih berkenaan dengan arti rohani, suatu sikap dan perasaan tidak punya kemampuan dan daya kekuatan sendiri untuk menyelamatkan diri dari beban penderitaan karena dosa dan huku-mannya. Miskin di hadapan Allah berarti orang harus hanya memiliki rasa berserah diri penuh kepada Tuhan Allah yang empunya dan menjadi sumber keselamatan ketenteraman serta menjadi sumber damai sejahtera. Miskin di hadapan Allah juga dalam arti bahwa hanya kepada Tuhan Allah sajalah orang mohon pertolongan, bukan kepada yang lain. Bagi mereka yang demikian itulah yang akan memperoleh kebahagiaan.

Miskin di hadapan Allah agar kita berbahagia di dalam naungan kasihNya, selamat tenteram damai sejahtera. Oleh sebab itu Jangan merasa diri kaya secara rohani, Jangan kita sombong rohani, Jangan kita mengan-dalkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri dalam kita mencari dan memperoleh Kerajaan Sorga. 

Tuhan beserta dan memberkati kita sejemaat. Amin.

[PR]