Stigma laki-laki harus lebih kuat dari pada perempuan (patriarki) dan atau perempuan yang harus lebih kuat atau paling tidak sama dengan laki-laki (feminisme), masih terus hangat dibincangkan hingga kini. Walaupun narasi verbal dan non verbal sekilas mungkin tidak terlalu kuat, tapi perilaku dan tindak-tanduk masyarakat kita mencerminkan adanya stigma itu.
Laki-laki yang takut tersaingi oleh perempuan dalam berbagai tatanan, dan perempuan yang tidak ingin terus menerus berada pada hierarki terendah ataupun diatur oleh laki-laki, menjadi motif utama adanya perseteruan dua stigma itu. Tak heran, jika fenomena childfree (yang seolah memversuskan patriarki dengan feminisme) menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.
Di satu sisi, childfree merupakan salah satu manifestasi kebebasan memilih bagi perempuan. Namun di sisi lain, childfree juga dianggap bukan pilihan yang tepat bagi pasutri, karena dinilai seakan menyalahi fitrah perempuan.
Lantas, bagaimana posisi Islam dalam budaya patriarki dan feminisme? Apakah childfree termasuk buah dari pada feminisme? Dan bagaimana Islam menyikapi fenomena childfree?