Seorang laki-laki ditandu dan ditaruh di gubug yang ditinggali seekor kucing, Kembang Telon. Laki-laki itu kumal berpenyakitan. Si Kembang Telon memandangnya dengan perasaan iba. Hujan turun. Si Kembang Telon mencemaskan manusia itu. Apakah mereka sedang
menyetorkan kematian?
Si Kembang Telon tengadah ke langit yang kelihatan tak akan kehabisan air. Wahai
langit, wahai hujan, apakah mereka tidak mengerti kalau di atap gubuk banyak tikus, dan di kolong sudut ruang ular belang bersiaga mematuk mangsanya? Lelaki berpenyakitan itu bergumam hingga matanya mengantuk. Si Kembang Telon, dengan setia menungguinya, tak beranjak dari batang kusen jendela... (bersambung). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.