Listen

Description

Dilema kehidupan sepasang suami istri Juminten dan Panuwun, yang disebut gara-gara rambut. Panuwun ingin Juminten memanjangkan rambutnya, agar seperti Dewi Nawangwulan, bidadari kayangan yang mandi di sebuah sungai di bumi. Panuwun menyebut, rambut panjang Juminten menjadikannya cantik seperti Nawangwulan. Juminten sebenarnya berniat memotong pendek rambutnya seperti tetangganya, Marni, karena tak tahan dengan bau minyak rambut yang digunakannya. Namun demi Panuwun, Juminten rela menahan mual akibat bau minyak itu dan terus memanjangkan rambutnya. Belakangan, muncul Nardi yang tanpa bersalah terus mendekati Juminten. Panuwun khawatir, sehingga ia mulai meminta Juminten tak keluar rumah tanpa dirinya. Namun warga desa mulai heboh, karena Juminten sudah dua kali tak ikut mendukung tim olahraga desanya. Panuwun serba salah. Akhirnya ia meminta Juminten memotong pendek rambutnya, karena menurutnya rambut itu penyebab Nardi tertarik pada istrinya. Juminten menolak, karena selama ini ia menganggap Panuwun menilainya cantik karena rambut panjangnya. "Kamu bersolek untuk aku," kata Panuwun memaksa. Juminten pun memotong rambutnya sangat pendek seperti laki-laki. Malam harinya, ia mimpi seperti Dewi Nawangwulan yang terbang kembali ke kayangan karena kecewa pada suaminya.
Penulis: Ratna Indraswari Ibrahim. Narator: Titik Qomariyah. Audio: Menel Pradana.