Sebuket mawar merah terus saja muncul di rumah, dan menerorku. Memicu pertengkaranku dengan Mas Angga. "Kayak teror. Mungkin ada orang ingin tahu bagaimana kalau kita sedang bertengkar,” kata Mas Angga. "Kita tak perlu bertengkar karenanya. Agar pengirim bunga mawar itu merasa tak ada gunanya, dan tak mengirimi lagi," katanya menyudahi sakit hatiku... (tamat). Penulis: Iman Suwongso. Narator: Titik Qomariyah dan Dahlia Irawati. Audio: Menel Pradana.