“Tajuk Rasil”
Rabu, 10 Rabiul Akhir 1445 H/ 25 Oktober 2023
Apa Daya Zionis Israel
Jutaan manusia di berbagai negara terus menerus melakukan aksi kemanusiaan memprotes kebrutalan militer Zionis Israel terhadap warga Palestina di kota Gaza. Dalam satu pekan ini, dari kota-kota di belahan dunia; New York, London, Berlin, Athena, Paris, Seoul, Moscow, hingga Kuala Lumpur dan Jakarta. Unjuk rasa juga terjadi di Turki dan hampir seluruh negara di wilayah Timur Tengah. Banyak pengamat yang mengatakan bahwa Zionis Israel yang didukung penuh oleh Amerika Serikat dan Barat, dengan sikap Apartheid nya layak disebut negara kejam dengan pemimpinnya yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Bahkan Amnesty International dalam sebuah laporannya merinci bagaimana Zionis Israel setelah sekian lama menerapkan sistem penindasan dan dominasi terhadap rakyat Palestina di mana pun mereka memiliki kendali atas hak-hak mereka. Sepertinya tidak akan berhenti menargetkan warga Palestina dalam setiap operasi militernya. Israel mendapat sorotan dunia karena dianggap melakukan kejahatan perang ke Gaza, Palestina, mereka menyerang sekolah, kamp pengungsi, tempat ibadah, pabrik makanan hingga rumah sakit.
Puluhan tahun Apartheid Israel terhadap Palestina berlangsung. Sistem dominasi yang kejam dan kejahatan terhadap kemanusiaan, fakta-fakta menguraikan bagaimana perampasan besar-besaran atas tanah dan properti penduduk Palestina, pembunuhan di luar hukum, pemindahan paksa, pembatasan pergerakan, dan penolakan kewarganegaraan terhadap warga Palestina adalah semua hal yang terjadi selain perang yang berkecamuk hebat akhir-akhir ini.
Amnesty International dan banyak negara menyerukan kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mempertimbangkan kejahatan apartheid dan perang dalam penyelidikannya saat ini. Juga menyerukan kepada semua negara untuk menerapkan yurisdiksi universal untuk membawa para pelaku kejahatan perang ke pengadilan. Namun ICC hanya bisa diam. Hingga sikap diam ICC atas serangan sistematis Israel terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan sama sekali tidak dapat diterima. ICC bisu ketika selama lebih dari 10 hari, Israel membombardir wilayah Palestina yang terkepung itu sampai merenggut korban tewas yang jumlahnya kini mendekati 3.800 yang 1.500 di antaranya anak-anak. Bencana kemanusiaan semakin parah ketika Israel memutus air, listrik dan pasokan lainnya ke Gaza. Sekitar 2 juta penduduk mengalami kekurangan kebutuhan dasar.
Mirisnya, suara pembelaan dan simpati pada pihak Israel pun makin banyak yang datang dari mereka yang mengaku muslim. Bahkan, ada juga yang dipanggil dengan sebutan syekh, buya, dan ustaz dengan jumlah pengikut yang tidak sedikit. Sungguh menyedihkan! Keberhasilan pihak Israel dan sekutunya dalam menundukkan semua platform media massa, termasuk medsos yang booming hari ini, tentu patut menjadi catatan. Mereka benar-benar memahami bahwa media adalah alat peperangan yang sangat strategis. Siapa yang menguasai media massa, ia akan menguasai dunia........