Listen

Description

“Tajuk Rasil”
Selasa, 13 Shafar 1445 H/ 29 Agustus 2023

*BRICS Mendobrak Tatanan Ekonomi Barat*
_Resonansi Republika, Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri_

Inilah organisasi internasional yang namanya diambil dari huruf depan negara-negara pendiri, yaitu Brasil, Rusia, India, dan Cina. Jadilah namanya BRIC. Pada 2009, aliansi empat negara, dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, ini menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Yekaterinburg, Rusia, guna membentuk blok ekonomi baru (bipolar) buat mendobrak tatanan ekonomi dunia yang didominasi negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat. Setahun kemudian, South Africa atau Afrika Selatan bergabung jadi anggota kelima dalam blok ekonomi baru ini. Nama aliansi negara-negara berkembang ini pun berubah jadi BRICS.

Kini ada 20 atau 22 negara yang ingin bergabung, tapi baru enam negara yang secara resmi akan menjadi anggota baru BRICS pada 1 Januari 2024. Mereka adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Ethiopia, Mesir, dan Argentina. Belum diketahui apakah nama aliansi ini akan kembali berubah ketika bergabung anggota-anggota baru. Atau cukup dengan BRICS Plus, mengikuti organisasi negara-negara penghasil minyak terkemuka sebelumnya, OPEC Plus. Yang jelas BRICS saat ini mencakup 40% populasi dunia dan menyumbang sekitar 26% perekonomian global. Bandingkan dengan blok negara maju G-7, yang hanya mewakili 10 persen jumlah penduduk dunia, tapi mendominasi perekonomian global.

Lalu bayangkan jika Arab Saudi, UEA, Iran, dan Aljazair --dengan kekuatan minyak dan geopolitiknya-- serta Malaysia, Indonesia, dan Mesir --yang memiliki bonus demografi-- bergabung, maka kita berada di depan aliansi ekonomi dunia yang sangat besar. Tidak mengherankan bila Barat kemudian mengikuti jalannya KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, 22-24 Agustus 2023 lalu, dengan rasa waswas. Apakah blok ekonomi baru kini benar-benar akan mengancam tatanan ekonomi dunia yang selama ini didominasi Barat? Apakah mata uang terpadu akhirnya akan menggeser dominasi dolar AS? Apalagi KTT itu dihadiri langsung oleh para pemimpin BRICS, serta Puluhan pemimpin negara lain juga hadir sebagai pengamat alias calon anggota BRICS.