“Tajuk Rasil”
Rabu, 9 Ramadhan 1445 H/ 20 Maret 2024
Budak-budak (borjuis) Zaman Kini
Artikel eramuslim.com
Budak, kuli, orang upahan, jongos, hamba sahaya adalah sebutan penghinaan kepada manusia sebagai sebuah status atau profesi yang dianggap paling rendah, sehingga tidak disukai manusia pada umumnya. Namun faktanya hingga hari ini masih banyak ditemukan manusia yang bermental dan berprilaku seperti budak. Walaupun bentuk, Istilah, simbol, atribut dan nama pun berbeda dari masa kemasa, antara satu peradaban dengan peradaban lainnya.
Zaman dahulu budak-budak dibelenggu dengan rantai, dipekerjakan dan diperas tenaganya habis-habisan, dan diberi upah ala kadarnya sekedar penyambung hidup saja. Biasanya budak-budak ini diperolah dari tawanan perang atau melalui transaksi jual beli. Ada juga budak-budak itu didapat dari hasil perburuan. Jika budak itu hasil dari transaksi atau tawanan perang, mungkin masih terasa bahwa dirinya sedang diperbudak. Namun apabila budak itu mempunyai anak dan tidak sempat mendidik anaknya karena harus bekerja keras sepanjang hari, maka anaknya nanti akan bermental budak pula, namun tidak lagi merasa terpaksa, bahkan merasa bangga dirinya diperbudak. Apalagi majikannya mempunyai kedudukan dimasyarakatnya, maka si Budak tadi akan merasa bangga menjadi Pengabdi Majikannya.
Sekarang cara berburu dan membelenggu perbudakan modern sudah berbeda, tidak lagi dengan perburuan di hutan, juga membelenggunya tidak lagi dengan rantai. Apabila yang sangat diperlukan perbudakan Intelektual maka berburunya di sekolah dan dikampus-kampus. Senjatanya melalui media informasi terutama Internet, kemudaian rantai belenggunya melalui beasiswa, Tugas Belajar, Pertukaran Pelajar, SK Penghargaan, Piagam, Anugrah Gelar Kehormatan, sampai di iming-iming pekerjaan dengan gaji yang menarik. Jangan heran budak zaman modern kini ada yang bergelar Doktor.
Persamaan budak zaman dahulu dan sekarang adalah pada mentalitas budaknya itu. Loyalitas, ketundukan, kepatuhan, serta ketaatan mutlak pada majikan, adalah sikap yang selalu melekat pada manusia yang bermental budak. Walaupun memiliki serenceng gelar, bagi yang bermental budak tetap sama saja, akan sangat patuh kepada sang majikan yang telah member beasiswanya. Perbudakan zaman sekarang sudah berganti, baik nama, baju, lambang, simbol, atribut dan cara kerjanya. Tetapi apapun sebutan yang digunakan kita masih bisa melihat ciri-cirinya yang begitu jelas.