Listen

Description

“Tajuk Rasil”

Jumat, 17 Syawal 1445 H/ 26 April 2024

Catatan Pribadi Sultan: Jaga Persatuan dan Tolak Zionisme

Artikel Republika.co.id

Turki Utsmani adalah salah satu kesultanan yang memiliki sejarah paling panjang. Catatan-catatan lama dari para ahli sejarah telah mengurai kisah-kisah heroik dari kesultanan yang berpusat di Istanbul Turki ini. Salah satunya adalah perjuangan Sultan Abdul Hamid II dalam menjaga warisan umat Islam, tanah Palestina. Ia bisa disebut sebagai benteng terakhir Turki Utsmani dalam upaya menjaga persatuan dunia Islam.

Menurut catatan New World Encyclopedy, Sultan Abdul Hamid II dilahirkan di Istanbul pada 21 September 1842. Nama lengkapnya adalah Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. Ayahnya adalah Sultan Abdul Madjid dan ibunya adalah Tir-i Mujgan Ka din. Sultan Abdul Hamid II dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan peduli sesama. Ia menjadi Khalifah Turki Utsmani menggantikan pamannya, Abdul Aziz, yang bergelar Murad VI pada 1876. Pamannya yang berkuasa cukup lama ini diturunkan dari jabatannya sebagai Khalifah. Selanjutnya, masa depan Kesultanan Turki Utsmani berada di pundak Sultan Abdul Hamid II.

Selama memerintah, sejumlah capaian-capaian mentereng direngkuh Sultan Abdul Hamid II, seperti mendirikan universitas, akademi seni rupa, sekolah keuangan dan pertanian. Selain itu, ia membuka banyak sekolah dasar, sekolah menengah atas, sekolah untuk kaum difabel, juga mendirikan Rumah Sakit Sisli Etfal dengan uangnya sendiri. Dia juga memprakarsai pembangunan jembatan di dua tepi selat Bosphorus serta rel kereta api. Dalam buku catatan pribadi, Sultan Abdul Hamid II menjelaskan tentang pentingnya melakukan gerakan menanamkan kembali nilai ukhuwah Islamiah di antara kaum Muslimin dunia, baik Cina, India, Arab, Afrika, dan tempat-tempat lain. Sultan Abdul Hamid II menegaskan keyakinannya tentang kemungkinan lahirnya kesatuan dunia Islam.

Ia mengatakan, umat Islam wajib menguatkan ikatan persaudaraan di belahan bumi lain. Satu dan lainnya wajib saling mendekat dan merapat dalam intensitas yang sangat kuat. Tidak ada harapan lagi untuk kebangkitan dan kejayaan di masa depan kecuali dengan persatuan umat Islam. Memang waktunya belum datang, tetapi dia akan datang. Akan datang suatu hari di mana kaum Muslimin akan bersatu dan mereka akan bersama-sama dalam satu kebangkitan yang serentak. Akan ada seorang yang memimpin umat ini dan mereka akan menghancurkan kekuatan orang-orang kafir.