Jika aku harus mati,
kamu harus hidup
untuk menceritakan kisahku,
menjual barang-barangku, membeli sehelai kain
dan beberapa tali,
sehingga seorang anak, di suatu tempat di Gaza
sambil menatap mata surga menunggu ayahnya
yang pergi dalam kobaran api
dan tidak mengucapkan selamat tinggal kepada siapa pun, bahkan kepada dirinya sendiri,
pun tidak melihat layang-layang, layang-layang yang kau buat,
terbang di atas dan berpikir sejenak ada malaikat
yang membawa kembali cinta
Jika aku harus mati
biarlah membawa harapan
biarlah menjadi dongeng.
Sajak Jika Aku Harus Mati (If I Must Die) ini ditulis Refaat Alareer, penyair Palestina yang gugur beserta enam anggota keluarganya karena bom Israel, tujuh bulan lalu. Saya tidak tahan lagi untuk menuliskan kembali soal Palestina. Itu, terutama setelah mata saya tertumbuk pada penggalan sabda manusia agung Nabi Muhammad SAW. Kata Nabi, "Man la yarham, la yurham." Artinya, 'siapa yang tidak bisa menyayangi, tidak akan mungkin disayangi', terutama oleh Sang Maha Penyayang, Allah SWT.