“Tajuk Rasil”
Jumat, 16 Jumadil Akhir 1445 H/ 29 Desember 2023
Desak Anies dan Kwalitas Capres
Oleh: Imaam Shamsi Ali
Dalam sejarah perpolitikan dunia, khususnya dalam konteks pemilihan presiden Indonesia bahkan dunia, baru kali ini saya mendapatkan ada capres yang sangat terbuka, tidak saja dalam melayani calon pemilih untuk bertatap muka dan silaturrahim. Tapi sekaligus bersedia untuk bertatap pikiran dan bersilatur fikri dengan para konstituen. Berbagai acara pertemuan dan diskusi diadakan hampir di semua daerah yang dikunjungi oleh segala lapisan masyarakat, dari guru besar dan akademis, pebisnis dan pelaku ekonomi, hingga ke para diplomat, para pelajar dan mahasiswa, hingga para perwakilan negara lain dilayani dengan sepenuh hati dan dengan profesionalitas yang tinggi.
Salah satu acara kampanye Amin (Anies-Muhaimin) adalah Acara Dialog terbuka dengan para konstituen (pemilih) yang disebut “Desak Anies” dan “Slepet Muhaimin”. Acara ini sangat unik dan Istimewa karena belum pernah terjadi dalam sejarah pilpres di Indonesia, bahkan kemungkinan di negara lain juga. Dimana capres-cawapres begitu terbuka dan berani menghadapi calon pemilih secara langsung dan tanpa memilih-milih (reservasi).
Saya melihat acara Desak Anies dan Slepet Muhaimin ini memiliki makna penting, sekaligus penggambaran sesungguhnya tentang sang capres dan cawapres. Kalau kita semua penuh antusias dengan debat Presiden dan Wakil presiden sebagaj ajang untuk menggali siapa dan apa tentang calon, sesungguhnya acara Desak Anies dan Slepet Muhaimin ini jauh lebih berkwalitas dan efektif. Debat capres atau cawapres sangat formal dan penuh dengan batasan-batasan keprotokoleran. Semua serba terbatas. Dibatasi waktu, dibatasi oleh pertanyaan tertentu, dibatasi oleh siapa yang terlibat, dan juga dibatasi oleh subyek tertentu yang dibahas. Tapi acara Debat Anies dan Slepet Muhaimin berbeda dan istimewa.
Mereka yang hadir tidak diatur secara protokoler. Misalnya ditentukan oleh KPU atau institusi yang mengadakan. Jika itu di universitàs maka semua mahasiswa punya hak untuk hadir dan dapat menyampaikan ide/pertanyaan jika kesempatan memungkinkan. Tidak tanggung-tanggung bahkan panitia mempersilahkan dari kalangan yang jelas menyatakan mendukung calon yang lain. Pertanyaan juga tidak dibatasi untuk isu atau subyek tertentu. Tapi bersifat spontan dari para hadirin untuk menyampaikan ide, pendapat, pertanyaan bahkan kritikan sekalipun. Dan semua itu akan dijawab dengan sepenuh hati dan kejujuran apa adanya oleh capres Anies Baswedan..........