Hamas merupakan akronim dari Harakat al Muqawamah al Islamiyah, yang secara harfiah berarti Gerakan Perlawanan Islam. Ia didirikan sebagai gerakan politik pada 14 Desember 1987, setelah pecah Intifada Palestina pertama. Intifada merupakan gerakan perlawanan rakyat semesta. Saat itu Faksi Fatah dan faksi-faksi lain di dalam Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO melancarkan perjuangan di berbagai bidang dan aspek selama bertahun-tahun — ya politik, ya militer. Perjuangan mereka pun mendapat dukungan luas, baik di internal rakyat Palestina maupun di kancah internasional, bahkan mempunyai pengaruh di kalangan masyarakat Israel. Masyarakat internasional kemudian menyerukan hak-hak yang sah bagi pembentukan negara Palestina dengan perbatasan sebelum perang tahun 1967.
Namun persoalan mendasar di Israel, mengutip al Sharq al Awsat, tetap berupa pertanyaan: Bagaimana kekuatan Hamas saat ini setelah 37 tahun pembentukannya? Kendati Hamas kini kehilangan kekuatan militer, kekuasaan, dan sekutunya, Israel terus berkeinginan untuk melenyapkan gerakan perjuangan dan perlawanan Palestina itu untuk selamanya. Para jenderal lama Israel memperingatkan pemerintahan Netanyahu untuk tidak mengulangi kesalahan di Suriah dan tidak bergantung pada janji Abu Muhammad al-Julani (Ahmed al-Sharaa) untuk membangun hubungan yang lebih aman dengan Israel dibandingkan pada masa rezim Presidan Assad.
Itulah sebabnya mengapa begitu rezim Bashar Assad tumbang, Israel tidak menunggu lama. Mereka langsung melancarkan operasi pengeboman terbesar dan paling sengit dalam sejarahnya, yang melibatkan 300 pesawat tempur. Artinya, hampir seluruh armada udaranya. Sebagai hadiah atas keberhasilan dirinya, Netanyahu pun berdiri di puncak Gunung Hermon dan berkata, seolah-olah dialah pemilik dunia, dan di hadapannya terlihat Damaskus, Bekaa Lebanon, Perbukitan Galilea, dan Danau Tiberias: “Golan akan tetap menjadi bagian dari Israel selamanya.”
Dan, ketika sejumlah pemimpin Arab berteriak mengutuk serangan militer Israel ke Suriah hanya beberapa jam setelah rezim Presiden Assad dijatuhkan, dengan enteng pemimpin Israel menyatakan pendudukan itu hanya bersifat sementara. Namun, definisi Israel ‘sementara’ di sini seperti pengalaman di masa lalu, berarti berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun dan bahkan selamanya. Itulah tampaknya cara Israel memperingati HUT ke-37 kelahiran Hamas, sementara para pemimpin Arab sibuk dengan prestasi dan urusan dalam negeri masing-masing. Lalu siapa yang membela dan memikirkan nasib bangsa Palestina di Gaza.