Saat ini, seluruh jemaah haji sudah melewati puncak prosesi dengan wukuf di Arafah dan menyelesaikan rangkaian ibadah berupa jumrah di Mina. Mereka tentu berharap semua rangkaian manasik yang dilakukan, diterima oleh Allah SWT. sehingga mereka layak mendapatkan predikat haji mabrur dan mabrurah. Begitu pun dengan umat Islam yang lainnya. Mereka telah berkurban dengan hewan terbaik yang mampu dibelinya. Namun, semestinya Idul Adha tidak boleh dimaknai sebatas ritual semata. Idul Adha sejatinya memiliki nilai politis yang relate dengan situasi umat hari ini. Nilai itu adalah nilai persatuan dan ukhuwah hakiki yang mestinya diperjuangkan umat Islam yang dengannya umat bisa bangkit dan memiliki kekuatan untuk mengangkat penderitaan kaum muslim Palestina dan di berbagai penjuru dunia lainnya.
Semestinya kita ingat pesan Rasulullah ﷺ dalam pidatonya di Arafah saat haji Wada. Beberpa poin penting dari pesannya tersebut, Rasulullah ﷺ mengingatkan kita agar selalu siap menjaga darah dan harta kita kaum Muslimin, meninggalkan berbagai tradisi jahiliyah, termasuk ashabiah, serta berpegang teguh pada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan demikian, bagaimana bisa kita berdiam diri atas penderitaan kaum muslim Palestina hanya demi mempertahankan kepentingan bangsa yang merupakan seruan-seruan jahiliyah?