Listen

Description

Pendidikan adalah pilar fundamental bagi pembangunan suatu bangsa. Namun, dalam konteks Indonesia saat ini, pendidikan yang berkualitas telah menjadi barang mewah yang sulit dijangkau oleh banyak masyarakat. Meskipun disadari bahwa di era modern ini, pendidikan bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menjadi kunci kemajuan sebuah bangsa, membuka gerbang ilmu pengetahuan dan peluang masa depan. Di sisi lain, pendidikan di Indonesia terjerat dalam jerat kapitalisme, yang melahirkan kesenjangan dan ironi yang menganga lebar.

Belum lagi terkait dengan biaya pendidikan yang semakin mahal dimana semakin menciptakan kesenjangan sosial yang semakin lebar dan disisi lain berbagai jenis kebijakan pendidikan, justru tak berpihak kepada rakyat kecil, bahkan semakin menghalangi akses pendidikan bagi mereka yang kurang mampu. Biaya pendidikan di Indonesia, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, terus meningkat setiap tahunnya. Meskipun kebijakan gratis dari pendidikan dasar hingga menengah, akan tetapi realitas terjadinya pungutan liar di sekolah, telah menjadi rahasia umum. Fenomena Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri, bagaikan mimpi buruk bagi rakyat kecil membuat banyak calon mahasiswa cerdas dan berprestasi harus mengubur mimpi mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

Selain itu, sekolah swasta umum dan keagamaan, termasuk pesantren, semakin menjamur dengan memberlakukan uang gedung, SPP dan sederet biaya lainnya yang sangat tinggi. Ini semakin memperparah ketidaksetaraan akses pendidikan, di mana hanya mereka yang mampu membayar mahal dapat menikmati pendidikan berkualitas. Ironisnya penyelenggarakan pendidikan swasta termasuk sejumlah pesantren, juga menikmati situasi seperti ini. Untuk mendapatkan finansial, dari orang tua kelas menengah atas, dengan dalih memberikan layanan pendidikan yang lebih dengan menggunakan label internasional sebagai branding.

Kondisi ini menjadi semakin ironis ketika kita melihat bahwa rata-rata IQ bangsa Indonesia berada di angka 78,49, menjadi terendah ke-2 di Asia Tenggara. Belum lagi jika menengiok sekor dari Program for International Student Assessment (PISA), sebuah evaluasi global yang mampu untuk memberikan gambaran mengenai sejauh mana sistem pendidikan suatu negara, dimana data terakhir di tahun 2022, Indonesia berada pada peringkat 68 dari total 81 negara partisipan, dengan skor matematika sebanyak 366, skor sains sebanyak 383, dan skor membaca sebanyak 359.