Listen

Description

“Tajuk Rasil”

Kamis, 22 Jumadil Akhir 1445 H/ 4 Januari 2024

Kaum Muda Seharusnya adalah Sutan Sjahrir

Artikel KBAnews.com. Oleh: Weko kuncara

Pada November 1945, Sutan Sjahrir ditunjuk oleh Presiden Sukarno untuk menduduki jabatan Perdana Menteri. Meskipun usianya waktu itu baru 36 tahun, namun Sjahrir sudah memiliki pengalaman panjang sebagai politikus tangguh yang penuh integritas. Dia adalah salah satu di antara 10 pemuda penggagas pembentukan Jong Indonesië, yang kemudian bertransformasi menjadi Pemuda Indonesia. Perhimpunan inilah penggerak utama Kongres Pemuda Indonesia yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda itu.

Semasa kuliah Hukum di Universitas Amsterdam, Sjahrir aktif dalam berbagai pergerakan untuk menentang kolonialisme. Kembali ke tanah air pada 1931, Sjahrir bergabung dengan PNI-Baru yang didirikan oleh Bung Hatta karena PNI-nya Bung Karno sudah dibubarkan. PNI-Baru berkembang menjadi partai kader yang ditakuti oleh rezim kolonial. Keduanya ditangkap lalu dibuang ke Boven Digoel, Papua. Satu tahun kemudian keduanya dipindahkan ke Banda Neira, bersama-sama dengan Bung Karno, untuk menjalani masa enam tahun pembuangan.

Pada masa pendudukan Jepang, Sjahrir berpisah jalan dengan Sukarno-Hatta. Ada pendapat bahwa ketiganya memang sengaja menempuh taktik perjuangan yang berbeda. Sukarno-Hatta harus bekerja sama dengan Jepang, Sjahrir harus bergerak di bawah tanah. Tetapi, bagi Sjahrir, ini bukan soal taktik. Lebih pada prinsip ideologis. Rezim kolonialis-kapitalisme tidak bisa dipercaya, tetapi rezim fasisme Jepang lebih tidak bisa dipercaya lagi.

Sesudah Perang Dunia II, Belanda bermaksud kembali menjajah, tetapi ia harus menghadapi perlawanan tangguh Indonesia. Ia bersedia berunding, tapi menolak melakukannya dengan orang-orang Indonesia yang pernah menjadi kolaborator Jepang. Sjahrir, yang bersih dari kolaborasi dengan Jepang, menjadi pilihan yang masuk akal untuk memimpin perundingan dari pihak Indonesia. Itu sebabnya ia menjadi Perdana Menteri...............