“Tajuk Rasil”
Selasa, 14 Muharram 1445 H/ 1 Agustus 2023
Kemunafikan Sosial
Hikmah Republika, Oleh: Hasan Basri Tanjung
Sejatinya, manusia diciptakan dengan kesempurnaan jasmaniyah, aqliyah (pikiran), dan ruhaniyah (batin). Ketiga dimensi ini telah meninggikan derajat manusia melebihi makhluk lain, termasuk malaikat yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Pada sisi lain, manusia juga dilengkapi perangkat lunak hawa nafsu sebagai daya dorong untuk bergerak, berbuat, dan merekayasa kehidupan. Namun, hawa nafsu yang tidak terkendali akan menjerumuskan ke lembah durjana.
Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, menjelaskan bahwa di permulaan surah al-Baqarah, manusia dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, muttaqiin, yakni orang yang percaya hati, mulut, dan perbuatannya. Kepercayaan hatinya dibuktikan oleh perbuatan. Kedua, kafir, yakni orang yang tidak mau percaya, hatinya tidak percaya, mulutnya menentang, dan perbuatannya melawan. Ketiga, munafik, yakni orang yang pecah di antara hati dengan mulutnya. Mulutnya mengakui percaya, tetapi perbuatan dan hatinya tidak sesuai dengan ucapan.
Sedemikian krusial, uraian tentang kemunafikan pun lebih banyak daripada orang takwa dan kafir. Sifat dan perilakunya disajikan dalam 13 ayat, sementara orang bertakwa hanya lima ayat, dan kafir dalam dua ayat. Dalam beberapa ayat, orang munafik dan kafir disebutkan bersamaan dan kelak akan disiksa dalam neraka (QS an-Nisa': ayat 140-143).