Listen

Description

“Tajuk Rasil”

Rabu, 12 Rajab 1445 H/ 24 Januari 2024

Ketika Ulama Mendekati Penguasa

Khazanah Republika

Betapa tinggi kedudukan ahli ilmu atau ulama. Allah SWT dalam surah az-Zumar ayat 9 berfirman. Artinya, “Katakanlah, Adakah sama orang-orang yang mengetahui daripada orang-orang yang tidak mengetahui?”

Dalam surah an-Nahl ayat 43, Allah menegaskan. Artinya, “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Ya, ulama adalah tempat bertanya. Kepadanya, umat meminta nasihat dan pencerahan. Bahkan, darinya pula kaum Muslimin mendapatkan mata-air keteladanan. Seorang alim menjadi mulia dengan ilmunya. Karena itu, hendaknya ilmu-ilmu agama dicari dan diamalkan dengan tujuan yang tertinggi, yakni mengharap ridha Allah Ta’ala. Bukan sanjungan manusia. Rasulullahﷺ bersabda, “Siapa yang mencari ilmu bukan karena Allah, atau bukan dalam rangka mengharapkan wajah Allah, maka hendaknya dia menyiapkan tempat duduk di dalam api neraka.”

Seorang ulama pada hakikatnya sedang mengemban amanah dari Allah. Karena itu, tidak ada jalan menuntut dan mengamalkan ilmu selain yang sesuai perintah-Nya. Ilmu pun harus dijaga agar tidak jatuh ke dalam kehinaan duniawi. Merujuk kitab Tadzkiratus Saami’ karya Imam Badruddin Ibnu Jama’ah, seorang ulama tidak boleh merendahkan ilmu. Misalnya, dengan sering pergi ke tempat “orang yang tidak berhak”. Siapa itu? Para pencinta dunia. Ulama tak boleh mendatanginya kecuali sungguh-sungguh ada keperluan yang mendesak dalam perkara keumatan atau tegaknya agama.

Terkait ini, kisah Imam Bukhari dapat menjadi pelajaran. Suatu kali, penguasa setempat mengutus seseorang untuk memanggil pakar hadis sahih tersebut. Pesannya, “Ajari aku kitab-kitabmu, aku ingin mendengar langsung darimu.” Imam Bukhari berkata kepada utusan itu, “Katakan kepadanya, aku tidak ingin menghina ilmu. Aku tidak akan mendatangi pintu penguasa. Bila dia memerlukan penjelasan dari kitab, maka dia hendaknya mendatangi masjid atau rumahku.” Ya, para ulama zaman dahulu sangat komitmen menjaga kemuliaan ilmu. Mereka merasa selalu diawasi Allah (muroqobah).................