Sejak lama, bahkan dapat dikatakan sejak negara Israel didirikan, pemerintahan Zionis telah membelanjakan ratusan miliar dolar uangnya untuk kepentingan penyampaian informasi ke dunia luar dan propaganda perebutan tanah bangsa Palestina. Dengan dana tersebut, Israel juga membiayai perjalanan gratis bagi para jurnalis, anggota parlemen, pengamat, bahkan para feminis dari seluruh dunia untuk berkunjung ke wilayahnya.
Ini adalah usaha maksimal Zionis Israel menempuh berbagai cara untuk melancarkan propaganda dan kampanye politiknya. Para pemimpin Israel tidak hanya mengandalkan kemampuan dalam menyampaikan pesan, tetapi juga ikut mempengaruhi para pengelola media massa di seluruh dunia untuk memberikan dukungan terhadap langkah-langkah politik yang dilakukannya. Bisa dikatakan Israel sudah berhasil mengontrol arus informasi. Kekuatan lobi pun berhasil menjadikan setiap pihak yang mengkritik Israel sebagai kalangan "antisemit". Terlihat jelas bahwa imperialisme pers terkadang lebih merusak dibandingkan imperialisme secara fisik.
Sementara kondisi bertolak belakang dialami Palestina yang tidak memiliki kekuatan dana seperti Zionis Israel untuk mendesain dan menyebarkan informasi lewat media massa berpengaruh. Mereka juga tidak mempunyai cukup kekuatan lobi untuk mempengaruhi opini masyarakat dunia, terutama warga negara maju. Namun demikian, dalam batas-batas tertentu informasi yang disampaikan orang-orang Palestina mampu mengundang simpati masyarakat dunia, terutama dari negara yang berpenduduk Muslim.
Terlebih saat ini, ketika kondisi Palestina sudah hancur lebur. Namun yang terjadi diluar dugaan Zionis Israel adalah ketika pers Barat cenderung bungkam dalam menyikapi tragedi kemanusiaan di Gaza dalam beberapa bulan ini, media sosial secara efektif mengabarkan kepada dunia tentang kehancuran dan kengerian yang terus terjadi di Palestina. Ketika media konvensional Barat acuh tak acuh terhadap ”genosida” yang sedang melanda Gaza, media sosial tetap mengungkapkan detail fakta-fakta yang terus mengusik rasa kemanusiaan warga dunia. Sampai Zionis Israel begitu ngotot memblokir jaringan internet di Jalur Gaza yang sedang berkecamuk dalam perang. Karena Israel sadar betul akan kekuatan pengaruh media sosial.