“Tajuk Rasil”
Senin, 26 Jumadil Akhir 1445 H/ 8 Januari 2024
Memotret Kecemasan Paslon Menuju Pilpres 2024
oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi
Dalam kontestasi setiap peserta pasti akan menyiapkan dirinya sebaik mungkin, tentu dengan harapan bahwa dirinya yang akan menang. Sikap reaktif, emosional dan menyerang adalah wujud sikap cemas yang berlebihan dan itu bisa kita saksikan dalam debat Capres Ahad malam.
Bila bicara pengalaman kalah maka Prabowo capres yang paling berpengalaman, tiga kali pilpres berpasangan dengan siapapun, Prabowo selalu kalah. Tapi apakah kali ini Prabowo akan siap kalah lagi? Tentu tidak, dua kali kalah dalam pilpres ternyata tak membuat Prabowo betah diluar kekuasaan, kekalahan ketiga di pilpres 2019, meluluhkan niat Prabowo timbul tenggelam bersama rakyat. 2019 Prabowo mengadu keberuntungan dan bergabung ke dalam kekuasaan, membantu Jokowi rivalnya di dua kali pilpres. Langkah yang dipilih Prabowo tentu merupakan langkah yang lazim dengan dalih agar pembelahan bangsa tak berlarut-larut dengan sebutan cebong dan kampret. Sebuah langkah yang dianggap baik, namun sayangnya langkah itu membuat Prabowo banyak ditinggalkan oleh orang – orang yang dulu bersamanya.
Melihat rekam jejak Prabowo di 2024 ini, Prabowo menghadapi lawan tanding yang berlatar belakang sama, yaitu orang orang yang pernah dibesarkannya. Jokowi dan Anies pernah dibesarkan oleh Prabowo, keduanya pernah diantarkan Prabowo untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, dan keduanya pernah menjadi rival Prabowo, bedanya Anies menuntaskan janjinya dengan Prabowo, Jokowi tidak. Ditengah perjalanan menjadi gubernur DKI, Jokowi mencapreskan dirinya melawan Prabowo. Latar belakang yang sama serta hasil yang didapatkan dalam pilpres 2014 dan 2019 itulah tentu membuat Prabowo hari ini tak siap kalah, apalagi kini Prabowo mendapat dukungan penuh dari Jokowi, bahkan tagline Prabowo dimana mana “Wis Wayahe Prabowo”. Situasi inilah yang membuat beban psikologis Prabowo sangat berat.....................