Listen

Description

“Tajuk Rasil”

Selasa, 28 Syawal 1445 H/ 7 Mei 2024

Merawat Persatuan dan Kesatuan Umat Islam

Banyak ulama yang mengatakan, jika saja umat Islam saat ini bersatu padu. Maka tak butuh rudal, tank, senapan atau peralatan militer canggih apa pun untuk melawan Zionis Israel. Cukup dengan boikot semua produk yang mendukung ekonomi mereka dengan serentak saja, negeri zionis Yahudi itu pun akan terkapar. Persoalan utamanya memang pada kita. Kita yang terpecah-belah. Celah-celah dalam retakan bangunan bernama “umat Islam” itu kemudian disusupi oleh sentimen-sentimen yang diciptakan oleh musuh Islam dengan memanfaatkan kedhoifan atau terkadang nafsu dalam diri individu-individu atau golongan-golongan umat Islam sendiri.

Dengan munculnya ikhtilaf (perbedaan) di Tengah-tengah umat pun menjadi iftiraq (perpecahan). Padahal, perbedaan adalah keniscayaan. Sedangkan perpecahan adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT. Perselisihan dan perpecahan umat Islam tidak akan memberi sesuatu kecuali kehinaan, konflik, kehancuran dan kemunduran peradaban. Bukankah negeri ini juga dijajah dengan strategi politik devide et impera, dibuat terpecah dan saling bertikai? Jawabannya tidak lain karena dengannya bangsa Indonesia mudah untuk ditaklukkan.

Bicara Indonesia, umat Islam merupakan komponen terbesar di negeri ini. Maka, gejolak apapun yang terjadi dalam umat Islam dipastikan akan mempengaruhi stabilitas negara. KH. Hasyim Asy’ari pernah mengatakan: “Dalam persatuan Indonesia perlu memperhatikan Islam”. Islam tercerai-berai, maka negara terancam pecah. Untungnya Indonesia, Islam memiliki doktrin untuk bersatu sesama Muslim. Bahkan, persatuan antar umat Islam memiliki perhatian khusus. Perintah untuk menjaga persatuan dan kesatuan disebut dalam al-Qur’an:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (Ali Imran: 103).