Serangan agresif ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina terus berlanjut lebih dari setahun. Berbeda dengan prediksi sebagian besar analis politik yang biasanya membandingkan konflik saat ini dengan putaran konflik sebelumnya yang tidak berlangsung lama. Kecuali saat penjajah ‘Israel’ ke Lebanon ketika tentara penjajah melaju hingga ke Beirut pada tahun 1982-1985, dan kemudian mundur dari sebagian besar wilayah Lebanon pada tahun 2000.
Tekanan dari PBB yang terkesan setengah-setengah dalam menekan, terbaru dari BRICS pada KTT di Kazan, Rusia, akhir Oktober tahun ini yang merekomendasikan solusi dua negara, serta dari berbagai organisasi internasional maupun regional lainnya, juga yang terbaru dari KTT Liga Arab OKI belum menjadikan ‘Israel’ mengentikan genosidanya. Bagaimana perang ini bisa berlangsung cukup lama? Untuk memahami kemungkinan jalur konflik saat ini, kita perlu memahami beberapa dimensi. Diantaranya:
Perang Eksistensi. Perlu dicatat bahwa entitas Zionis menganggap perang ini sebagai perang eksistensi bagi mereka, disinyalir karena kesadaran akan perubahan di panggung internasional dan regional yang membuat mereka khawatir tentang masa depan mereka. Menyusul begitu banyaknya tekanan dari berbagai negara kepada “Israel”. Hal ini diakui sendiri oleh banyak pejabat dan komentator ‘Israel’.
Ancaman Perlawanan. Semakin menguatnya Hamas, Hizbullah, dan organisasi perlawanan lainnya dianggap menjadi ancaman tersendiri bagi ‘Israel’. Terkait Hamas, setelah syahidnya para pemimpin mereka, belum ada tanda-tanda akan mengibarkan bendera putih. Kekhawatiran ‘Israel’ atas semakin kuatnya kekuatan Hamas sangatlah signifikan. Mereka menjadikan pembongkaran kemampuan militer Hamas sebagai prioritas utama. Terutama dengan fokus pada jaringan terowongan Hamas yang luas di Gaza. Tampak jika untuk masalah ini, kewalahan dan pusingnya ‘Israel’.
Tawanan dan Pemerintahan alternatif. Salah satu tujuan ‘Israel’ dari perang ini adalah membebaskan tawanan. Sementara ratusan tawanan masih berada dikubu perlawanan para pahlawan. Satu sisi, Netanyahu belum berhasil mendapatkan pemerintahan alternatif untuk Gaza yang akan berada dibawah kendalinya. Netanyahu masih belum mengusulkan rencana spesifik untuk pemerintahan Gaza pasca-konflik. Meskipun ada desakan dari Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan tekanan internasional.
Apakah ‘Israel’ kuat? Sejatinya tidak. Dunia menyaksikan bagaimana kerepotannya mereka melawan para pejuang Hamas dan organisasi perlawana lainnya yang dengan SDM dan persenjataan terbatas. Sementara mereka dengan kekuatan penuh dan jumlah tentara yang jauh lebih banyak. Sistem perlindungan ‘Israel’, Iron Dome, beberapa kali mampu ditembus oleh roket para mujahid. Sedangkan mereka hanya bisa membunuh dan melukai rakyat sipil. Proyek Zionis sejauh ini bertahan sejak awalnya didasarkan pada beberapa pilar utama, yakni;
Pilar pertama; adalah kebangkitan dominasi Barat di dunia sejak sekitar tiga abad lalu, di mana kekuatan kolonialnya memandang proyek Zionis sebagai ujung tombak dominasinya di wilayah Timur Tengah. Sejak awal sejarah, kawasan ini merupakan titik pertemuan jalur perdagangan dan transportasi internasional, karena menghubungkan tiga benua: Asia, Eropa, dan Afrika. Kawasan ini juga merupakan pusat sejarah manusia selama sepuluh ribu tahun. Pilar kedua; adalah kebangkitan kekuatan yang disebut Anglo-Saxon, terutama Inggris, dari pertengahan abad kedelapan belas hingga Perang Dunia II. Hegemoni ini diwarisi oleh Amerika Serikat sebagai kekuatan baru, yang memandang Uni Soviet (masa Perang Dingin), Rusia, China, kebangkitan Kekhalifahan Islam sebagai kekuatan yang mengancam dominasinya di dunia.
Pilar ketiga; adalah kebangkitan kapitalisme finansial yang didominasi oleh keluarga-keluarga dari sebuah sekte Yahudi yang memandang Taurat bukan sebagai kitab suci agama, melainkan sebagai buku sejarah bangsa Yahudi yang imajinatif. Pilar Keempat; adalah diamnya para penguasa muslim, bahkan secara langsung atau tidak, ikut menopang kekuatan Entitas Zionis dengan pasokan energinya ataupun pembiaran ekspor senjata ke Zionis melalui perairan laut negaranya. Pilar kelima; belenggu sistem. Sistem nation-state warisan Sykes-Picot benar-benar menjadikan Gaza maupun Palestina terpenjara. Benteng tebal yang menghalangi saudara-saudara muslimnya lainnya yang masih berhati nurani di berbagai belahan penjuru dunia untuk membantu Gaza dan Palestina.