“Tajuk Rasil”
Rabu, 13 Jumadil Awal 1444 H/ 7 Desember 2022
Survei: "Anies Ternyata Sangat Toleran"
Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Kita sepakat bahwa ‘black campaign’ atau fitnah itu merusak nalar dan mental bangsa. Sebagian elit masih gemar menggunakan "fitnah" sebagai upaya merusak nama baik lawan politik. Ini tidak bermoral. Fitnah umumnya dilakukan dengan menggunakan jasa orang lain. "Nabok nyilih tangan". Melalui agen yang dibayar untuk secara sistematis menebar fitnah. Ironis dan ini sangat disayangkan masih marak di negara yang berhaluan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Lima tahun belakangan ini, fitnah masif menyasar Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta. Tokoh yang telah didaulat partai Nasdem untuk nyapres. Berbagai tuduhan tak mendasar terus berupaya mendiskreditkannya. Fitnah dalam politik itu biasa, kata sebagian orang. Ini pandangan yang amat keliru dan fatal. Sesuatu yang jelas salah, kejam, mendzalimi orang lain dan merusak etika-moral bangsa dianggap biasa? Rusak negeri ini. Rusak demokrasi kita jika fitnah dianggap biasa dan diakomodir menjadi bagian dari budaya perpolitikan kita. Jika dibiarkan, bangsa ini tak punya standar etika dan moral lagi dalam berpolitik.