Di antara tanda seorang Muslim yang baik dalam kehidupan sosialnya adalah melakukan hal yang berguna atau bermanfaat dan meninggalkan hal yang sia-sia dan tak berguna apalagi perihal yang merusak. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat (berguna) baginya."
Hal yang berguna di sini tidak hanya berkaitan dengan perilaku atau perbuatan, tapi juga perkataan atau ucapan. Apalagi, di era online dan era media sosial, banyak sekali kita temukan seseorang di dalam perkataan-perkataannya yang tidak berguna, bahkan cenderung berbahaya dan membahayakan, tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain di dunia nyata. Karena status yang ditulis di media sosial, misalnya, terjadi perang perkataan, saling mengejek, menghina, mencaci maki, mengolok-olok, dan sejenisnya. Sehingga pantas disebut sebagai “si biang kerok”.
Mengambil ibrah dari kisah Rasulullah dan Sahabatnya. Saat itu sayyidina Umar bin Khattab sedang berada di sebuah majelis. Seorang lelaki datang menemuinya dengan membawa berita panas. Lelaki itu mengabarkan keburukan seseorang dengan maksud agar sayyidina Umar terpancing marah dan kemudian bertindak keras. Si lelaki itu tahu bahwa Amirul Mukminin dikenal tegas terhadap sesuatu yang sifatnya kemungkaran. Namun di luar perkiraan, Umar hanya duduk termenung. Kepada lelaki itu, sayyidina Umar berkata, kalau beritamu itu dusta, ingatlah firman Allah SWT dalam Al-Quran, yang artinya “Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang fasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.” (QS al-Hujurât ayat:6).
Tetapi, jika berita itu benar, ingatlah dengan ayat Al-Quran, surat Al-Qalam ayat 10-15. yang artinya: “Dan janganlah kamu ikuti orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak.Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.”