Look for any podcast host, guest or anyone

Listen

Description

Barang apa yang sering anda beli menggunakan Dolar? Adakah barang kebutuhan anda yang diperdagangkan bergantung pada nilai kurs mata uang Dolar?


Selama ini, barang elektronik seperti handphone, laptop, televisi, dan kulkas yang termasuk barang-barang impor, hampir semuanya dibeli dengan mata uang Dolar Amerika Serikat. Artinya harganya pun menyesuaikan naik turunnya nilai tukar mata uang Dollar AS.


Selain itu motor atau mobil serta barang lain yang didatangkan dari luar negeri juga bergantung pada nilai USD. Jika kurs Dolar naik, harga barang-barang tadi pun mengekor.


Lantas bagaimana jika semua tak perlu lagi mengacu pada Dolar, namun barang-barang tersebut bisa langsung diperdagangkan menggunakan mata uang lokal tiap-tiap negara.


Semangat untuk tak lagi menggunakan Dolar atau dedolarisasi adalah upaya mengganti dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang digunakan untuk transaksi lintas negara, salah satunya untuk transaksi perdagangan. Tujuannya untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing.


Rencana ini belakangan mengemuka lantaran kelompok negara BRICS yang beranggotakan Brasil,


Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan berupaya mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat dalam bertransaksi antar negara.


Nah, ASEAN juga menyeriusi niatan untuk menggunakan mata uang lokal melalui skema local currency transaction (LCT). Sejauh ini, sudah ada 5 negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki kesepakatan pembayaran transaksi menggunakan mata uang lokal, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Baru-baru ini Indonesia bahkan membentuk satgas LCT di sela-sela KTT ASEAN, pekan lalu.


Jika ini berjalan, kira-kira apa pengaruhnya pada dunia usaha dan masyarakat? Soal hal ini kita obrolin bareng News Editor Wahyu Setiawan.


*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id