Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti potensi banjir Jakarta pada Januari hingga Februari 2024 berdasarkan riwayat di tahun-tahun sebelumnya.
Kenapa bisa seperti itu terjadi?
Menurut Miming Saepudin selaku Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, itu karena di bulan Januari–Februari merupakan periode puncaknya musim hujan untuk wilayah DKI.
Miming menyebut secara historis banjir di Jakarta memiliki lokasi yang bervariasi, tetapi kebanyakan ada di Jakarta Utara, meski menurutnya perlu analisis lebih lanjut apakah kejadian banjir pada waktu-waktu tersebut berbarengan dengan kondisi rob.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap semoga musim hujan itu tidak berpotensi sampai membuat banjir besar di Ibu Kota. Jumat lalu, Heru berharap agar apa yang diramalkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak terjadi.
Kata dia, pihaknya sudah cukup bisa mengurangi titik-titik rawan banjir. Meski begitu, ia mengakui masih ada beberapa daerah yang bisa terdampak banjir. Menurut ia mengaku pihaknya berusaha untuk mempercepat mengurangi genangan air itu. Heru juga mengatakan telah mengingatkan seluruh jajarannya untuk tetap waspada terhadap banjir.
Lantas, Bagaimana kesiapan maupun mitigasi pemerintah terhadap bencana banjir? Bagaimana pentingnya sosialisasi soal mitigasi bencana banjir? Dan bagaimana caranya supaya efektif? Kita akan bincangkan hal ini bersama dengan Ketua Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) Dicky Pelupessy.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id