Macet di mana-mana, mungkin ungkapan itu, tidak hanya dialami warga Jabodetabek. Pasalnya Presiden Joko Widodo mengungkap, kemacetan sudah hampir ada di semua kota. Tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, tapi juga kota-kota kecil di daerah-daerah.
Kalau kata Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana, Agustus 2023 kemarin, kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek diperkirakan mencapai Rp100 triliun per tahunnya. Khusus Jakarta, kerugiannya Rp65 triliun sendiri.
Bayangkan itu baru Jabodetabek lho, ya! Belum termasuk hitungan kerugian kota-kota besar lain seperti Semarang, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar yang diperkirakan masing-masing merugi Rp12 triliun per tahun.
Sayangnya, yang dituding sebagai biangkerok kemacetan itu adalah masyarakat. Menurut Cucu, salah satu penyebab kemacetan karena masih sedikit warga Jakarta yang menggunakan transportasi umum. Masalahnya nih, kalau kata Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, masih diperlukan perbaikan lho, untuk first mile dan last mile transportasi publik.
First mile adalah perjalanan dari tempat asal menuju tempat transit transportasi massal. Sedangkan last mile merupakan perjalanan dari tempat transit transportasi massal ke tempat tujuan. First mile dan last mile yang masih kurang ideal, itulah yang mungkin saja membuat masyarakatnya masih enggan mengakses angkutan massal.
Lantas, solutif gak sih pembangunan terminal untuk memikat masyarakat naik angkutan umum? Ada gak sih kota-kota di Indonesia atau di luar negeri yang bisa jadi contoh, dimana transportasinya bagus dan tidak macet? Soal hal ini kita akan bincangkan bersama dengan Ketua Forum Pembiayaan Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Revy Petragradia.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id