Usai kabar kenaikan tarif hingga Rp 750.000, Borobudur menjadi trending topik di media soial. Media sosial diramaikan dengan berbagai keluhan soal tingginya kenaikan tarif yang dianggap tidak wajar. Gimana kalau kalian, mau gak bayar 750 ribu Rupiah untuk masuk area stupanya?
Merespon banyaknya keluhan soal mahalnya tarif bagi turis lokal, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan menegaskan rencana tersebut belum final. Menurutnya rencana pembatasan kuota pengunjung dan kenaikan tarif untuk naik ke area stupa Candi Borobudur masih akan dibahas dan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo pekan depan. Luhut pun masih membuka peluang penurunan tarif tersebut.
Disamping itu, Luhut juga mengklaim dia juga memperhatikan masukan dan keluhan masyarakat. Namun dia mengatakan langkah menaikan tarif candi Borobudur dan pembatasan kuota pengunjung demi menjaga Warisan Budaya Dunia tersebut. Ia mengatakan Borobudur sebagai cagar budaya Indonesia yang ditetapkan sebagai situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO ini memerlukan perhatian khusus. Sebab situs bersejarah itu mengalami pelapukan akibat perubahan iklim, erupsi gunung berapi dan gempa bumi. Selain itu pengunjung dinilai suka melakukan vandalisme, seperti menyelipkan benda tertentu di sela-sela batu candi, membuang sampah sembarangan, dan tidak bisa menghargai Candi Borobudur sebagai situs umat Buddha.
**Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id