Kasus Covid-19 varian Delta kian mengkhawatirkan. Pada awal pekan ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap, varian virus corona asal India telah mendominasi terjadinya lonjakan kasus di sejumlah daerah di Indonesia. Kata dia, varian Delta dari mutasi virus asal India sudah terkonfirmasi di Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta. Ia menyebut, varian ini dapat menyebar dengan cepat.
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada pun telah mengeluarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing rujukan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. Berdasar rilis Kementerian Kesehatan, penelitian ini dilakukan menyusul terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri. Dalam penelitian tersebut ditemukan sekitar 82% merupakan varian Delta dari COVID-19.
Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus. Menurut penelitian terbaru dari jurnal medis The Lancet, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali pasien COVID-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien. Padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi COVID-19 pasien mendapatkan antibodi secara alami.
Bagaimana penjelasan Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito terkait efektifitas vaksin yang ada untuk melawan varian Delta?
Lebih lanjut kita akan mencari tahu hal ini bersama dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban
**Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id