Kota Salatiga Jawa Tengah terpilih menjadi kota tujuan program Peace Train Indonesia yang digelar akhir pekan kemarin. Alasannya karena oleh SETARA Institute, kota tersebut dinilai menjadi kota paling toleran di Indonesia tahun 2021.
Deputy Direktur Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Ahmad Nurcholish sebagai salah satu pendiri Peace Train mengungkapkan bahwa program kali ini akan belajar cara merawat keragaman dan perdamaian sekaligus mengetahui segala tantangan dan hambatan terkait dengan upaya mewujudkan toleransi dan perdamaian di kota Salatiga.
Penyelenggaraan Peace Train Indonesia ke-12 ini merupakan kerjasama ICRP dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dengan mendapatkan dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia (BNPT) RI. Selain itu Yayasan Percik dan Sobat Muda Salatiga juga digandeng sebagai mitra lokal.
Peace Train Indonesia adalah program traveling lintas iman/agama dengan menggunakan moda kereta api, menuju ke satu kota yang telah ditentukan. Di kota tujuan peserta akan mengunjungi komunitas agama-agama, komunitas penggerak perdamaian, rumah-rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antar agama. Mereka juga akan berproses untuk saling belajar, berbagi cerita, berdialog, bekerjasama, mengelola perbedaan, berkampanye, dan menuliskan pengalaman perjumpaan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Bagaimana cara kota Salatiga merawat kebhinekaan yang layak dicontoh kota-kota lain di Indonesia? Apa yang dipelajari dalam program Peace Train?
Kita akan cari tahu lebih lanjut soal hal ini bersama dengan Direktur Pelaksana Yayasan Percik Haryani Saptaningtyas dan peserta Peace Train ke-12 Angelique Maria Cuaca peserta asal Padang Sumatera Barat.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id