Di tengah peningkatan kasus Covid-19 pada anak, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Sinovac pada anak usia 12-17 tahun. Terbitnya izin vaksinasi untuk anak ini pastinya disertai beberapa pertimbangan, seperti pemberian dosis medium yang dinilai lebih baik ketimbang dosis rendah, adanya uji klinis fase 1 dan 2, dan sistem imun pada remaja usia 12-18 tahun yang dianggap sesuai dengan orang dewasa.
Nah buat anak-anak usia di bawah 12 tahun, masih harus bersabar ya. Karena BPOM belum kasih lampu hijau vaksinasi. Soalnya subjek uji klinis pada anak usia di bawah 12 tahun masih kurang. Kecukupan jumlah subjek uji klinis ini penting untuk memastikan keamanan vaksin pada kelompok usia tersebut.
Salah satu lembaga yang mengusulkan percepatan vaksinasi pada anak adalah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Hal ini didasari tingginya kasus Covid-19 pada anak yang mencapai 12,6 persen di Indonesia. Dalam Webinar tentang kajian kesiapan pembelajaran tatap muka di Jakarta, Sabtu (26/6) kemarin, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Aman Pulungan mengungkap hasil survei lembaganya terhadap orang tua murid di Indonesia tentang vaksinasi. Hasilnya, 84 persen orang tua murid bersedia divaksin dan 78 persen orangtua setuju anaknya divaksin.
Vaksinasi anak ini juga dinilai sangat penting, khususnya untuk keberlangsungan rencana pembelajaran tatap muka.
Lantas apakah berjalannya vaksinasi ini bisa melancarkan rencana pelaksanaan sekolah tatap muka Juli nanti?
Kita akan cari tahu hal ini bersama dengan Wakil Presiden Maruf Amin, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, dan Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof dr Cissy Rachiana Sudjana Prawira Kartasasmita.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id