Debat perdana tiga calon presiden 2024 usai digelar, namun masih jadi bahan perbincangan hingga sekarang. Media sosial pun dipenuhi potongan-potongan kutipan pernyataan para kandidat yang tak sepi dari komentar netizen tanah air.
Dari semua statement capres Selasa, 12 Desember lalu, apakah semuanya tepercaya? Nah untuk memastikan ketepatan pernyataan yang mereka lontarkan, Koalisi Cek Fakta yang terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), dan 19 media yang tergabung dalam koalisi menggelar “live fact checking” debat pilpres perdana.
Anggota koalisi pun berhasil memeriksa 41 klaim para kandidat dan menghasilkan 54 artikel dan jumlah ini masih akan bertambah. Menurut ketua umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, tim media yang tergabung dalam koalisi tersebut ingin membantu memastikan bahwa tidak ada data-data yang keliru atau disalahgunakan oleh para kandidat.
Pemeriksaan fakta ini menjadi bagian dari upaya untuk membantu publik memeriksa akurasi pernyataan atau klaim para kandidat.
Menurut Sekjen AJI, Ika Ningtyas, pernyataan para kandidat dalam debat perdana tak seluruhnya sesuai dengan konteks dan data. Kata dia, ada pernyataan yang diberikan para kandidat ini benar sesuai dengan data, tapi juga ada yang menyesatkan. Harapannya, publik tidak terjebak pada hoaks atau pernyataan-pernyataan yang tidak berbasis data.
Lantas, seperti apa periksa faktanya? Yuk kita simak apa kata Direktur Eksekutif Setara Institute Halili Hasan, Direktur Imparsial Gufron Mabruri, dan Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (PUKAT UGM) Yuris Rezha.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id