Jagad dunia maya diramaikan dengan pro-kontra kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau pengalihan subsidi BBM. Jadi nih, sekarang harga pertalite yang sebelumnya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter dan harga solar bersubsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Selain itu, harga pertamax (nonsubsidi) juga mengalami kenaikan dari Rp12.500 menjadi Rp14.500.
Protes pun gak cuma datang dari Warganet. Tapi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal juga mengkritik naiknya harga BBM bersubsidi. Iqbal mengatakan, buruh tidak menerima kenaikan harga BBM ini dan berencana melakukan demonstrasi pada 6 September 2022 di Jakarta, yang berpusat di DPR. Kalangan buruh mengkhawatirkan potensi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain PHK, Said mengatakan kenaikan bahan bakar minyak ini akan menimbulkan penurunan daya beli masyarakat.
Nah soal kenaikan harga BBM subsidi ini, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkap bahwa subsidi BBM selama ini 70 persennya dinikmati oleh golongan masyarakat mampu, yaitu pemilik mobil-mobil pribadi. Pemerintah pun menambahkan bantalan sosial bagi masyarakat. Pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dengan total sebesar Rp12,4 triliun. Kedua, pemerintah menyalurkan Bantuan Subsidi Gaji/Upah (BSU) dengan alokasi anggaran sebesar Rp9,6 triliun yang diperuntukkan bagi 16 juta pekerja. Di samping itu, Presiden Jokowi juga telah memerintahkan pemerintah daerah untuk menggunakan dua persen Dana Transfer Umum (DTU) sebesar Rp2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum, bantuan ojek online, dan untuk nelayan.
Pengalihan subsidi BBM ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) pun, diklaim Jokowi agar bantuan dari pemerintah lebih tepat sasaran. Meski begitu, Jokowi saat menyerahkan BLT BBM di Bandar Lampung mengakui BLT juga tidak 100 persen tepat sasaran. Menurutnya kesalahan sekitar 3 persenan terjadi selama penyaluran BLT dan dia menganggap hal tersebut wajar.
Soal hal ini kita akan bincangkan bersama dengan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id