Look for any podcast host, guest or anyone

Listen

Description

Asesmen nasional sebagai pengganti ujian nasional bakal digelar perdana tahun ini. Namun dalam kesiapannya, rupanya masih ada kesalahan persepsi beberapa pihak mengenai asesmen tersebut. Hal ini diakui sendiri oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim. Kata mas menteri, banyak salah persepsi yang dilakukan sekolah dalam menerapkan asesmen nasional dan perlu lebih banyak sosialisasi agar pihak sekolah paham dalam menjalankan sistem pengganti ujian nasional tersebut.


Pasalnya, Nadiem mendapat laporan adanya beberapa sekolah yang meminta muridnya beli laptop untuk latihan asesmen. Ia pun menegaskan asesmen nasional digelar untuk memetakan sejauh mana pendidikan di setiap sekolah. Program ini tidak dilakukan untuk menilai kecakapan tiap siswa atau kompetensi sekolah seperti ketika UN.


Nadiem juga mengingatkan kembali bahwa digantinya ujian nasional yang selama ini dipandang menakutkan itu adalah demi menghapuskan kekhawatiran siswa dan beban sekolah. Sehingga menurutnya, siswa tak perlu lagi repot mengikuti bimbingan belajar seperti saat era masih adanya UN, karena tak berpengaruh terhadap keberhasilan murid ataupun sekolah dalam menjalani Asesmen Nasional.


Apa yang menjadi penyebab dari kesalahan presepsi terkait Asesmen Nasional ini? Apakah sosialisasinya masih kurang? Kita cari tahu soal hal ini bersama dengan Pengamat Pendidikan Doni Koesoema. Simak juga pernyataan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

(Balitbang) dan Perbukuan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo soal hal ini.


*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id