Look for any podcast host, guest or anyone

Listen

Description

Tes PCR dengan metode S Gene Target Failure (SGTF) belakangan dipakai pemerintah untuk testing saat ini. Apalagi, di saat kasus Covid-19 varian Omicron sedang merangkak naik di tanah air.


Pengetesan PCR SGTF ini dipilih oleh pemerintah dengan keunggulan waktu perolehan hasil lebih cepat, yaitu 4-6 jam. Sementara test Whole Genome Sequencing memakan waktu 3-5 hari. Meski demikian, Whole Genome Sequencing diarahkan pemerintah untuk menganalisis pola penyebaran Omicron. 


Metode PCR SGTF sendiri makin dikenal setelah istri Anang Hermansyah, yaitu Ashanty dikonfirmasi Covid-19 setelah melakukan tes ini.


Akan tetapi, baru-baru ini ketika pemerintah gencar menggunakan tes PCR-SGTF, kini muncullah versi terbaru Omicron, yaitu BA.2 atau Omicron siluman yang katanya lebih sulit terdeteksi memakai tes tersebut.


Lantas, mampukah testing yang ada ini mendeteksi Omicron? Bukankah varian ini sulit dideteksi, bahkan ada berkembang isu soal Varian BA.2 atau Omicron siluman yang lebih sulit dideteksi itu? Apakah ada kendala di testing untuk mendapat data yang representatif jumlah sesunguhnya? Kita akan cari tahu bersama soal hal ini bersama dengan Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. Simak juga pernyataan dari Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung(P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi soal hal ini.


*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id