Look for any podcast host, guest or anyone

Listen

Description

Learning loss adalah kondisi yang menjadi kekhawatiran para pendidik dan peserta didik di seluruh belahan dunia saat ini. Learning loss mengacu pada kondisi peserta didik yang bisa kehilangan pengetahuan dan keterampilan atau kemunduran secara akademis, yang terjadi akibat ketidakberlangsungannya proses pendidikan. Dalam hal ini, terganggunya proses pendidikan formal yang disebabkan karena pandemi Covid-19.


Sementara, masing-masing negara punya caranya sendiri untuk menghadapi tantangan serupa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI juga berupaya mengejar learning loss ini.


Kemendikbudristek kemudian menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Sehingga, mulai tahun 2022 ini, kurikulum nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe.


Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim dalam Rapat Kerja Komite III DPD RI pada Selasa (8/2) kemarin pun mengklaim kurikulum darurat paling efektif mengatasi learning loss atau kehilangan masa belajar siswa akibat pandemi covid-19. Bahkan sudah 36 persen sekolah di Indonesia menggunakan kurikulum ini.


Lantas, bagaimana pandangan KPAI terkait dengan kurikulum yang ada demi mengejar learning loss di tengah pandemi ini? Apa yang mesti dilakukan secara tatap muka agar pembelajaran optimal? Kita akan cari tahu hal ini lebih lanjut bersama dengan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti. Simak juga pernyataan dari Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim dan Pengamat Pendidikan Doni Koesoema soal hal ini.


*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id