Isu penundaan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang rencananya digelar pada 14 Februari 2024 mendatang, kian memanas. Pro-kontra akan usulan ini makin bermunculan. Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bahkan mengklaim masyarakat menyetujui wacana tersebut. Bahkan ia mengungkap 60 persen dari 100 juta subjek akun di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024.
Sementara itu Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi lewat media sosialnya kembali memaparkan temuan survei oleh lembaganya yang merekam pendapat publik mengenai isu ini. Ia mencuit bahwa hasil survey pada Desember 2021 menunjukkan bahwa mayoritas publik setuju pemilu tetap diadakan pada 2024 meski dalam keadaan pandemi sekalipun. Hanya seperempat warga yg setuju pemilu ditunda hingga 2027 dengan alasan pandemi atau pemulihan ekonomi.
Mulanya, usulan penundaan pemilu satu hingga dua tahun dari politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini karena Pemilu dianggap berpotensi menimbulkan gangguan ekonomi yang mulai bangkit di masa pandemi Covid-19.
Nah usulan ini menjadi heboh diperbincangkan karena mendapat dukungan partai lainnya, diantaranya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar). Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mendukung gagasan tersebut dengan dalih kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19, program pembangunan nasional yang tertunda hingga menyinggung soal anggaran pemilu dan dampak konflik Rusia-Ukraina. Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto juga mengklaim mendapatkan masukan dari masyarakat agar Jokowi masih menjadi presiden setelah 2024.
Meski begitu tak sedikit partai yang menolak usulan tersebut, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
**Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id