Listen

Description

Debat ketiga yang diikuti Calon Presiden di Pemilu 2024 kemarin, membahas tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.


Berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara, ketiga capres telah menyinggung upaya yang akan dilakukannya dalam visi-misi mereka.


Capres Anis Baswedan, dalam visi-misinya menyebut bakal: Memperkuat Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, serta Meningkatkan Peran dan Kepemimpinan Indonesia dalam Kancah Politik Global untuk Mewujudkan Kepentingan Nasional dan Perdamaian Dunia.


Sementara dalam visi-misi Prabowo Subianto disebutkan: Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.


Sedangkan Ganjar Pranowo dalam visi-misinya disebutkan: Mempercepat Peningkatan Peran Indonesia dalam Mewujudkan Tata Dunia Baru yang Lebih Berkeadilan Melalui Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Memperkuat Pertahanan Negara.


Upaya mempertahankan bangsa dan negara juga telah dikuliti pada saat debat semalam. Bagaimana mereka akan menangkal ancaman keamanan dari luar, dan memperkuat pertahanan dari dalam, dikemukakan masing-masing capres.


Di What's Trending hari ini kita akan fokus menyoroti bagaimana ancaman disintegrasi bangsa yang tak kalah pentingnya di era digital ini.


Seperti yang kita ketahui, disintegrasi bangsa adalah keadaan tidak bersatu padunya Indonesia, yang menyebabkan hilangnya kesatuan, persatuan dan menyebabkan perpecahan.


Sehingga, jika berbicara soal mempertahankan bangsa, semestinya tak hanya berfokus pada penguatan pada serangan dari luar namun juga pertahanan dari dalam negeri.


Apalagi, di era digital, ancaman perpecahan di dunia maya perlu diwaspadai agar tak merembet menciptakan disintegrasi.


Lantas, Bagaimana dengan soal ancaman disintergrasi bangsa di era digital sekarang? Apa yang mesti dihindari? Soal hal ini kita akan bincangkan bersama dengan Founder Milenial Untuk Pertahanan Keamanan (Mapan), Ulta Levenia dan Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII) Adinda Tenriangke Muchtar.


*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id