Belakangan, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan Virus Nipah. Virus ini menyebabkan kematian sekira 40-75 persen bagi orang yang terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO memasukan Nipah ke dalam salah satu patogen yang diidentifikasi sebagai ancaman kesehatan. Sementara menurut Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, sejak awal ditemukan di Malaysia pada 1998, virus ini terus dipantau karena punya potensi menyebabkan pandemi.
Ilmuwan pun menyarankan manusia menghindari interaksi langsung dengan kelelawar untuk mencegah tertular Virus Nipah. Peneliti Mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono mengatakan kelelawar ini berjenis Pteropus berukuran besar, berbeda dengan jenis kelelawar yang jadi inang Virus Korona. Kelelawar pembawa virus ini biasanya hidup di kawasan Asia, seperti Malaysia, Indonesia, India, dan Bangladesh. Di Indonesia, Sugiyono memperkirakan kelelawar jenis ini banyak muncul di daerah Sumatera yang secara geografis dekat dengan Malaysia.
Lalu apa penyebab kelelawar ini bisa berekspansi ke populasi manusia? Seperti apa faktor resiko penyebaran virus nipah ini? Hal-hal apa saja yang dapat diantisipasi dari sisi masyarakat terkait penyebarannya?
Kita akan obrolkan hal ini bersama dengan Peneliti Mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto, dan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr Windhu Purnomo.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id